( Liberius Langsinus, Alias Bung Sila)
Setiap
kali ia ke Larantuka, saya selalu berupaya untuk ketemu dengannya. Saya tidak
punya alasan untuk tidak bertemu. Harus ketemu.Titik!
Atas
niat dan keinginan saya yang kuat itupula, alam semesta dan Tuhan yang kuasa
selalu mengingatkan kami untuk harus ketemu. Siang tadi kisaran jam 11.00 saya
mendapat sms dari beliau "Mat pagi Ama Maksi, hari ini boleh kita ketemu,
kalau ada waktu luang" segera saya jawab. Siap Bung. Setelah dari sekolah,
saya siap merapat ke posisinya bung.Sallam!
Bertemulah
kami, di sebuah gubuk sederhana sekitar Pantai Palo. Saya sudah tidak heran
jika saat ketemu langsung dengan berapi - api ia menyampaikan gagasan,
pengalaman dan cerita ceritranya yang menarik dan inspiratif.
Saya lebih banyak
memilih diam. Itu strategi saya untuk mencuri semangat dan ilmu sebanyak
banyaknya. Dan juga, bertemu dengan orang seperti ini sangatlah jarang. Banyak
waktu, tenaga, pikiran ia gadaikan untuk kepentingan masyarakat kecil. Dengan
sepeda motor buntutnya ia mengelilingi Indonesia dari satu kota kota lainnya,
dari satu kanupaten ke kabupaten lain, dari satu pulau ke pulau lain dan dari
satu desa ke desa yang lainnya. Ia termasuk aktif dan cerdas menyuarakan segala
kekurangan yang ia temukan dalam perjalanan melalui media sosial facebook.
Jalan rusak, bangunan sekolah yang reot, pejabat yang korupsi, dan sekian
banyak pelayanan publik yang menyimpang ia "sikat" tidak main - main
melalui tulisannya di medsos. Dan menurutnya berdampak positif. Suaranya
terdengar dan permintaannya terealisir. Yah...hanya melalui facebook bisa
mempengaruhi kebijakan.
Tema
kami siang tadi soal bagaimana menyatuhkan kekuatan Anak Muda Flotim, yang
menurut beliau saat ini belum bersatu menjadi suatu kekuatan dan pelaku
perubahan. "Kalau mau diurutkan, potensi dan sumber daya orang muda Flotim
menempati urutan pertama di NTT, namun potensi itu, saya lihat masih berdiri
sendiri sendiri. Maka butuh terobosan untuk menyatuhkan kekuatan yang masih
tercecer ini. Caranya...? Soal cara, pasti ada cara jika kita mau memuliannya.
"Saya
tantang Ade Maksi, mari kita mulai dari Basira. Kampung terluar, terisolir,
terdepan dan bahkan mungkin "terlupahkan". Jadi begini, tanggal 20
Mei 2018 di di Momentum Hari Kebangkitan Nasional, kita gelar kegiatan yang
menghimpun anak anak muda dengan potensinya, kita pusatkan di Basira. Saya dua
hari ada di tempat yang jauh namun sangat kaya potensi alam ini. Intinya,
masing masing anak muda dengan potensi masing masing bisa berkontribusi apa
untuk Basira. Saya mau ajak kita mulai bangun dari Basira. Dari Kepalanya,
pulau Flores ini. Bisa tidak Ade Maksi..?
Bisa
...bisa...Bung...
Okey,
Lanjutnya, saya punya kenalan di Kupang yang saat ini bergerak juga di bidang Literasi, namun caranya unik, setiap Mahasiswa FKIP Undana yang tamat, Ia rekrut dan berikan pekerjaan.Pekerjaan mereka adalah, menjadi guru pembimbing untuk satu anak yang dipilih paling tidak mamou secara akademik dari sekolah sekolah yang secara kualitas di bawah rata rata. Mereka semua menandatangani kontrak kerja, jika selama satu tahun nilai anak tidak ada perubahan, maka kontraknya tidak dilanjutkan dan sebaliknya jika nilai anak baik bahkan juara maka, kontrak akan dilanjutkan.
Nah, nanti di Basira kita bisa rekrut tenaga di Basira kemudian mendapat bimbingan di Kupang selanjutnya menjadi guru pembimbing yang siap digaji. Kerja dengan gaji jelas dan target jelas. Evaluasi tetap berjalan sepanjang itu.Kita kondisikan satu tempat tiap tiap dusun menjadi ruang belajar siswa dibawah dampingan guru pendamping tadi.Di bagian ini, kita butuh Ade Maksi mereka di Agupena Flotim untuk mensuport buku dan alat tulis serta hal hal lainnya yang perlu.
Tidak
hanya itu, ia juga bergerak di dunia kesehatan. Jika Jokowi Presiden RI
mempunyai program Tol Laut, beliau punya Tol Kesehatan. Program ini lahir dari
amatannya tentang prilaku orang NTT yang mana 1 sakit 100 sakit.
Maksudnya...?
Kita
orang NTT, 1 sakit 100 orang turut sakit ini gambaran akan prilaku kita satu
orang sakit tetapi yang antar sekian orang dan ini tentu makan biaya.
Programnya akan menghadirkan dokter ke pasien dengan penanganan dan perawatan
maksimal. Kecuali, pasien dalam kondisi darurat. Namun sepanjang bisa
ditangani, dokterlah yang mendatangi pasien.
Teruss...
Kita sambung di kediaman Bang Yanuarius Jawa Bala, Anggota DPRD Flotim. Kami kemudian menuju ke kediaman Pa Yanuarius. Kedatangan kami, yang tidak direncanakan sebelumnya, sempat mengagetkannya. Ia sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan di belakang rumahnya. Diskusi kami berlanjut sambil menyatap menu makan siang yang disiapkan keluarga.
Dia
yang saya uraikan panjang lebar ini adalah
"Orang Gila"Gila akan perubahan.Kecintaannya akan rakyat kecil ia nomorsatukan di atas segala - galanya. Kalau tidak percaya, bongkar saja di akun Facebook, namanya Bung Sila/ Liberius Langsinus. Mumpung beliau masih ada di Larantuka, temui dia dan dapatkan semangatnya. Saya jamin, Orang Muda Flotim yang menemuinya tak bakalan rugi. Untungnya yang banyak.(Mmk)
"Orang Gila"Gila akan perubahan.Kecintaannya akan rakyat kecil ia nomorsatukan di atas segala - galanya. Kalau tidak percaya, bongkar saja di akun Facebook, namanya Bung Sila/ Liberius Langsinus. Mumpung beliau masih ada di Larantuka, temui dia dan dapatkan semangatnya. Saya jamin, Orang Muda Flotim yang menemuinya tak bakalan rugi. Untungnya yang banyak.(Mmk)
komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon