(Gapura
Menuju ke Kapela Tuan Meninu)
Larantuka atau sering
dikenal dengan Nagi merupakan ibu kota
dari kabupaten Flores Timur. Larantuka sebuah kota kecil dibawah kaki Gunung
Mandiri, tepatnya di ujung pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mayoritas
penduduk di wilayah ini beragama Kristen Katolik. Sebagian beragama Islam, Protestan
dan Hindu Budha.
Tolerasi antar
umat beragama di Kota Larantuka sangat kental. Terbukti pada hajatan atau
perayaan hari – hari besar keagamaan seperti perayaan paskah, Pemuda Mesjid
dilibatkan menjaga keamanaan saat upacara berlangsung, sebaliknya pada perayaan
Idul Fitri, Orang Muda Katolik (OMK) membantu umat Islam dalam menjaga
keamanaan beribadah. Kebiasaan ini sudah turun temurun yang diwariskan oleh
leluhur.
Pada setiap
tahun saat perayaan Paskah, Kota Larantuka ramai dikunjungi oleh orang- orang dari berbagai daerah baik dalam negeri maupun
luar negeri. Mereka adalah para peziarah yang datang dengan tujuan untuk
berziarah di Kota Larantuka.
Selamat Datang Para Peziarah
Selamat datang
para peziarah, walau Larantuka adalah Kota kecil, namun untuk memudahkan para
peziarah, baiklah kalau mengikuti sedikit informasi (foto) yang kami sajikan
ini.
Informasi yang
kami sajikan ini tidak selengkap dari sumber lain yang mungkin bisa diakses
oleh para Peziarah. Namun semoga bermanfaat!!!
Prosesi
laut akan terjadi pada hari Jumad Pagi. Star Awal Prosesi laut dimulai dari Kapela Tuan Meninu di Kota Rowido
Kelurahan Sarotari Tengah.
Sesuai jadwal, prosesi laut dimulai pada Pkl.11.30
Wita
(Kapela
Tuan Meninu berlokasi di Kota Rowido Sarotari Tengah)
(Tuan Meninu akan dibawah keluar dari Kapela Tuan
Meninu, melewati pintu masuk taman doa Tuan Meninu, dan diletakkan pada perahu yang
telah disiapkan di depan pintu masuk taman doa #nampak pada foto# sebelum
diarak pada prosesi Laut)
(Tuan Meninu diarak melalui jalur laut menuju ke Pante Kuce di Pohon Sirih diiringi
oleh kapal laut dan perahu - perahu kecil. Di Tahun 2015 ini, perahu atau kapal yang
ikut prosesi laut, lebih dulu mendaftar dan diberikan tanda khusus sebagai
peserta ziarah laut. Umat yang berziarah ada yang mengikuti langsung di tengah
laut dengan menumpangi Kapal Motor, ada
pula peziarah berarak pelan di pinggir pantai dengan berjalan kaki dan
menggunakan kendaraan roda dua)
(Di area ini, peziarah perlu berhati – hati karena
tempat ini pada prosesi laut Tahun 2014, terjadi pristiwa tenggelamnya kapal
laut yang memuat para peziarah saat berlangsung prosesi Laut.Pristiwa
itu menelan korban dan hingga kini masih meninggalkan duka yang dalam bagi
keluarga.
Pastikan Kapal yang akan anda tumpangi adalah kapal yang layak, dinakhodai oleh Nakhoda
asli bukan nahkoda ‘tembak’. Oleh Pemerintah Flotim, pelabuhan yang resmi disandari
Kapal Motor untuk para peziarah naik adalah:
Pelabuhan Feri Waibalun, Pelabuhan Larantuka, Pelabuhan Pendaratan Ikan Postoh,
dan Pelabuhan Penyebrangan Pante Palo )
Sesuai
jadwal, prosesi laut akan berakhir pada Pkl. 13.00
Foto didokumentasikan oleh : Maksimus Masan Kian pada Rabu, 1/4/2015