(Tikam Turo pada rute prosesi Jumad Agung, Foto: Maksi Masan)
Pekan suci semana santa dimulai pada hari Rabu (Rabu
Trewa). Pada hari itu, sejak pagi sekali warga (laki- laki) sudah turun ke
jalan pada rute jalannya prosesi dan melakukan
kegiatan Tikam Turo. Tikam Turo merupakan proses
mendirikan/ menanam turo. Turo adalah sejenis kayu, yang oleh orang Nagi
(Larantuka) mengenalnya dengan kayu kukung. Kukung ,sejenis kayu yang
berukuran kecil namun sangat kuat. Kayu ini akan ditanam di sepanjang pinggir
kiri kanan jalan rute prosesi. Kayu yang
sudah ditanam, kemudiaan diikatkan bambu membentuk pagar. Disetiap ikatan,
disesuaikan sedemikian mungkin, sebagai tempat meletahkan lilin yang akan dinyalakan pada
malam Jumad saat prosesi berlangsung. Lilin
yang menyala, bertujuan untuk menerangi para peziarah saat prosesi
berlangsung.
Tikam Turo
adalah tradisi Nagi tanah yang turun temurun. Tikam Turo, bertujuan
untuk meletahkan dan menyalahkan lilin, menerangi para pesiarah saat prosesi
berlangsung. Sebagai penguasa Lewo, kita berkewajiban untuk mefasilitasi, segala
persiapan demi kelancaran prosesi di Nagi Reinha Larantuka. Adat dan Devosi
berjalan beriringan. Hari ini Lewo
poe Tulun Tali’h, segenap komponen terkait dalam nagi saling melengkapi untuk
menyiapkan segala hal demi kelancaran Prosesi. Demikian kata Mikhael Dasilva
Ama Kelen, sebagai tokoh adat yang menjaga Tori Mesias Anak Allah di Balela.
(Mikhael Dasilva Ama Kelen dan Hironimus Kromen di depan Tori Mesias Anak Allah, sementara memberikan keterangan tentang tradisi Tikam Turo kepada wartawan TVRI #Patman Werang. foto : Maksi Masan)
Senada dengan
Mikhael Dasilva, Lurah Balela Hironimus Kromen yang sering disapa dengan Pa
Teng mengatakan bahwa momentum menyongsong prosesi Jumad Agung merupakan
tanggungjawab bersama. Sebagai Pemerintah, kami juga berpartisipasi dan
bertangungjawab dalam menjalankan hajatan kepala suku. Dalam proses persiapan,
yang sangat kami kedepankan adalah gotong royong, kami selalu bekerja
sama.Dengan bekerja sama, sebuah pekerjaan yang berat dapat kami selesaikan.
Keterlibatan tidak hanya sebatas pada
umat katolik saja, namun umat yang beragama lain pun turut terlibat.
(Suasana
Persiapan mendirikan Armida Suku
Ama Kelen dan Ama Hurint Balela di Kapela St. Philipus Balela, Foto : Maksi Masan)
Lanjut
Hironimus, untuk persiapan liturgis kami bekerja sama dengan lingkungan. Kita
mengharapkan agar masing – masing kita menjaga keamanaan, menjaga etika agar
pelaksanaan tri hari suci ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan yang
direncanakan. Untuk keamanaan, Orang Muda Katolik (OMK) bersama polisi telah
mendirikan pos – pos pengamanan yang akan memberikan layanan keamanaan bagi
siapa saja baik peziarah yang ada dalam kota Larantuka maupun peziarah yang
datang dari luar.
( Tuan Trewa,
sementara dimandikan di dalam Tori Tuan Trewa, Foto: Maksi Masan)
komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon