Tuwagoetobi Kesulitan Air Bersih


WEEKLYLINE.NET_Tuwagoetobi, salah satu desa di Adonara, Kecamatan Flores Timur, kesulitan air bersih sejak tiga bulan lalu.

ilustrasi
Kekeringan air Minum yang melanda desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur semakin meresahkan masyarakat Desa Setempat. Terhitung kurang lebih 3 Bulan sudah Masyarakat Desa Ini, tidak menikmati air Leding yang selama ini menjadi satu – satunya sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari.

Sebagai Sumber Pemenuhan kebutuhan dasar manusia, air memang sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas hidup manusia baik untuk minum, mandi, cuci dan juga kebutuhan lain yang tidak bisa digantikan.

Warga Desa Tuwagoetobi selama ini mendapatkan sumber air bersih dari Wai Lebe yang terdapat di Desa Tapobali Kecamatan Klobagolit. Selain Desa Tuwagoetobi, 4 Desa lain pada wilayah kecamatan Witihama yang menggunakan air dari sumber air yang sama ini adalah Desa Riangduli Watololong, Lewokemie, dan Desa Woka.

Aleksander Palihama dan Florianus Lamapaha, Warga Desa Tuwagoetobi kepada WEEKLYLINE.NET, Sabtu 11 Januari 2014,  menungkapkan, kekeringan air di Desa Tuwagoetobi memang sudah sangat meresahkan masyarakat, ditambah lagi sejak ada pemutusan Pipa dari sumber Mata Air di Desa Tapobali, panitia yang mengurus air dan juga pemerintah Desa Tuwagoetobi hingga hari belum juga menempuh jalan keluar penyelesaiannya.

“Masyarakat kesulitan mendapatkan air minum sejak tiga bulan terakhir. Awalnya kami masih terbantu dengan air hujan, tetapi sudah 2 minggu ini hujan sudah tidak turun. Untuk air minum saja sekarang sudah sulit apalagi untuk mandi dan minum. Untuk mengatasi kesulitan air, warga harus membayar ojek dan jasa mobil pick up untuk memnfaatkan air sumur dipesisir pantai terdekat dengan jarak tempuh empat sampai lima kilometer dari Kampung untuk mandi dan cuci,” ungkap Palihama.

Sementara untuk mendapatkan air bersih untuk minum masyarakat menggunakan jasa Ojek dan oto picup untuk mengambil air minum di Desa Watoone yang merupakan desa tetangga pada wilayah kecamatan Witihama.

Florianus Lamapaha warga dusun Lewoblolon Desa Tuwagoetobi juga mengatakan hal yang sama. Dengan tidak jalannya air untuk beberapa bulan memang sangat menyulitkan warga karena rata-rata disetiap rumah warga tidak memiliki penampung yang cukup.

Warga yang memiliki bak penampung di rumah tidak banya, sehingga dengan kondisi keringnnya air sekarang memang sangat meresahkan. Lanjut Flori, warga dalam kondisi yang serba sulit ini, harus bisa bersabar dan harus bisa menyisihkan sekian pendapatnnya untuk membeli air bersih.
“Warga Desa Tuwagoetobi sejak mengalami kesulitan air, membeli pertangki dengan harga Rp. 240.000 (Dua Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah). Air yang kami beli berasal dari Desa Watoone,” ungkap Flori.

Sementara itu, Kepala Desa Tuwagoetobi yang dihubungi tidak memberikan jawaban apa-apa terkait kekeringan air yang terjadi di Desa yang dipimpinnya.

Untuk masyarakat Lamaholot pada umummnya melalui ceritra sejarah, diyakini bahwa untuk mendapatkan sebuah sumber mata air harus diganti dengan gadis. cerita sejarah adat Lamaholot diantaranya mata air di Desa Bama Kecamatan Demon Pagong muncul mengorbankan satu gadis.

Selain itu, ceritra sejarah yang sama terjadi pada wai Bele di Desa Lewopulo Kecamatan Witihama, juga di Wai Lawe desa Tapobali kecamatan Klubagolit yang dalam ceritra bahkan sampai mengorbankan tujuh (7) gadis yang kemudian memunculkan tujuh mata air diwilayah itu.

Dari ceritra sejarah ini, memang menggambarkan bahwa sumber mata air di Wilayah Lamaholot tidak mudah untuk didapat. Selain itu, sumber air yang sudah ada harus mendapat perawatan yang rutin serta menjaganya dengan tetap mengadakan ritual-ritual adat yang diyakini akan menjaga sumber air yang ada. (maksimus masan kian)

komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon