‘Jatuh Cinta’ Pada Paslon Mana? (Esthon – Chris/ Marianus- Emmy/ Harmoni/ Victory –Jos)

Oleh
Maksimus Masan Kian
(Warga Flores Timur, Tinggal di Kelurahan Sarotari Tengah)
Kampanye telah berlalu, besok 27 Juni 2018, warga NTT akan menggunakan hak politiknya memilih siapa Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang akan memimpin NTT lima (5) tahun ke depan. Tentu, masing masing telah punya pilihan yang mantap. ‘Jatuh cinta’ pada Pasangan Calon (Paslon) yang mana...? Itu rahasia!!!
 Menentukan pilihan tentu telah melewati berbagai pertimbangan dan argumentasi. Hemat penulis, ada beberapa hal yang telah mempengaruhi warga pemilih untuk menentukan pilihan yakni; Pertama, adanya tawaran program yang cocok dengan kebutuhan warga pemilih. Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pelosok dengan kesulitan dasar akan  air, jalan, jembatan,  listrik,  dan jaringan telkomsel, tentu akan tertarik pada Paslon yang programnya konsen memperhatikan infrastruktur dasar tersebut.
Warga NTT juga akan yakin dan memilih Paslon yang siap membuka lapangan pekerjaan, jika sekian lama ini mereka hanya bolak- balik memegang map masuk keluar kantor melamar pekerjaan, namun tidak ada jawaban positif untuk menerima mereka bekerja. Begitupun, warga yang tidak mempunyai biaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pada bidang pendidikan dan kesehatan, akan memantapkan pilihannya kepada Paslon yang konsen programnya pada pemberian akses pendidikan dan kesehatan yang mudah dan murah. 
Demikian halnya dengan pemenuhan kebutuhan lain pada bidang pertanian, perikanan dan pariwisata, juga keinginan warga akan pemerintahan yang bersih, bebas korupsi dan tercipta kota yang aman dan nyaman, akan mendapat dukungan. Prinsipnya ada tawaran program dari Paslon yang dapat memenuhi kebutuhan warga pemilih. Ada kalkulasi yang dilewati, sebelum menentukan pilihan. Tidak sekedar memilih “kucing dalam karung”
Kedua, memilih karena Keluarga dan saling mengenal. Pertimbangan ini dalam artian bahwa sebelum Pilgub berlangsung, warga sudah mengenal Paslon jauh sebelumnya.Bahkan tidak sekedar mengenal. Ada hubungan kedekatan secara emosional yang sangat kuat. Mereka berasal dari satu rumpun keluarga, satu suku, dan pertimbangan kekeluargaan lainnya. Kelompok ini tidak akan melakukan kalkulasi yang jauh untuk menentukan pilihan. Setia pada pilihan. Tidak gampang dipengaruhi. Ada cerita masa lalu baik suka maupun duka yang mereka pernah rasakan dan lalui bersama. 
Ketiga, tokoh dalam Tim Sukses Paslon. Istilah Tim Sukses (Timses) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) adalah orang yang sangat berpengaruh dalam usaha memenangkan paslon tertentu. Kalangan akar rumput begitu mudah terpengaruh dan gampang diarahkan jika Timses yang hadir adalah tokoh berpengaruh. Baik dalam kapasitas sebagai pejabat publik, tokoh adat,  tokoh agama, maupun tokoh muda. 
Keempat, publikasi program dan aktivitas Paslon melalui media. Media menjadi sarana promosi yang ampuh. Mampu mengangkat popularitas Paslon dalam waktu yang singkat. Publikasi yang intensif di media massa, tidak bisa dilihat sepeleh. Ini efektif memberi pengaruh terlebih pada kelompok masyarakat kelas menengah ke atas. Media mampu menanamkan pengaruh di dalam pikiran publik yang membaca informasi yang disajikan. Tak heran, menjelang Pilgub Paslon memasang iklan –iklan kampanye di media massa. Percaya atau tidak percaya, opini dan isu berekembang di kalangan masyarakat salah satu sumbernya adalah  pemberitaan di media.
***
Warga pemilih memiliki dasar pertimbangan dan argumentasi masing –masing dalam menentukan pilihan. Hal yang mesti dijaga adalah, jangan sampai perbedaan pilihan lantas menimbulkan konflik hingga merusak tatanan sosial masyarakat yang sudah tertata baik selama ini.Tetaplah cerdas dan berpikir positif dalam menyikapi perbedaan pilihan. Tanamkanlah dalam pikiran masing- masing bahwa Pilgub hanyalah sesaat dan kemudian menghasilkan pemimpin untuk selanjutnya mengurus daerah ini lewat dukungan semua kita. Pilihan berbeda tidak berarti Paslon yang menang bukan pemimpin kita, tidak! Satu yang terpilih dari 4 Paslon yang ada, mutlak  menjadi pemimpin semua warga NTT, menjadi Gubernur  untuk seluruh Rakyat NTT. Hindari fitnah dan membanding –bandingkan jumlah massa pendukung antara satu Paslon dengan Paslon lainnya. Berikut, berusaha untuk jangan mengklaim kemenangan sebelum ada penetapan resmi dari KPUD. Bungkus dulu klaim kemenangan sebelum ada penetapan resmi, ini akan lebih baik dalam memupuk persaudaraan. Jangan lebih dulu mengumbar kemenangan, apalagi sebelum berlangsungnya pemungutan suara. Semua warga tentunya berharap Pilgub yang akan dilaksanakan besok, 27 Juni 2018 adalah Pilgub yang aman dan damai. 
Untuk menjaga kedamaian jelang Pilgub maupun pasca Pilgub, diharapkan masing – masing Paslon, Timses dan semua pendukung tidak bisa semuanya siap untuk menang, harus ada kesiapan untuk kalah. Terkadang kita hanya bisa terima kemenangan, namun menolak kekalahan. Ini berpotensi menciptakan kekisruhan. Olehnya, mari kita tetap menjaga suasana jelang Pilgub  hingga penetapan hasil nantinya, agar tetap aman dan kondusif. Semua kita adalah keluarga, dalam bingkai FLOBAMORATA yang beradab dan berbudi. Dengan pijakan ini, mari kita sukseskan Pilgub NTT yang damai.***

Latest

komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon