APA KATA MEREKA TENTANG AGUPENA CABANG FLOTIM






PANDANGAN MEREKA TENTANG AGUPENA
  
      DRS. BERNADUS BEDA KEDA (Kadis PPO Kabupaten Flores Timur)
Ide dan rencana Pembentukan Agupena  di Kabupaten Flores Timur, sangat positif dalam pengembangan profesi guru. Saya sangat senang dan bangga jika ada forum yang berusaha untuk memediasi guru dalam menyalurkan kreativitas dan inovasinya dalam dunia menulis. Bagi kami, ini merupakan sebuah langkah yang baik. Kami sangat mendukung upaya ini dalam peningkatan kapasitas guru dalam bidang profesinya, juga peningkatan kesehjateraannya.  Saya berharap Wadah ini cepat terbentuk  yang  bisa menghimpun banyak guru, serta bisa merancang program untuk diaplikasikan. Sebagai pemerintah untuk sebuah hal yang baik kami akan mendukungnya. Saya akan turut melakukan sosialisasi ke bawah dalam hubungan dengan rencana pembentukan Asosiasi ini.

Demikian kutipan pernyataan Kepala Dinas PPO Kabupaten Flores Timur, diruang kerjanya pada Senin, 9 Februari 2015.

   
    IGNASIUS URAN, S.FIL( Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Flores Timur yang membidangi pendidikan )

Asosiasi Guru Penulis Indonesia Cabang Kabupaten Flores Timur, akan sangat bermanfaat sebagai media berbagi kemampuan pengalaman antara guru yang satu dengan yang lain. Memang kelemahan kita secara nasional dari segi dokumentasi riset dan hal hal praktis dalam menulis. Asosiasi ini akan mendapat banyak dukungan karena termasuk menjalankan tangung jawab sosial pada dunia  pendidikan. Saya harap Asosiasi ini bukan hanya menampung guru- guru yang adalah penulis, tetapi juga menghimpun guru yang belum memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, agar ruang berbagi akan muncul di sana. Pengalaman selama ini banyak diskusi yang sangat baik dan berkualitas tapi hasil diskusinya hilang karena tidak didokumentasikan.Dengan menulis, nantinya bisa didokumentasi dan manfaatnya turun temurun. Dalam menulis kan tidak harus yang luar biasa tetapi hal –hal praktis yang dihadapi dalam keseharian kerja di tempat kerja bersama kepala sekolah, antar guru dan bersama siswa serta lingkungan sekolah dan lingkungan sosial. Jika Asosiasi ini sudah terbentuk dan sudah merancang program kerja bisa meneruskan informasi itu kepada kami sehingga manakalah ada kebutuhan, bisa kita atur secara lembaga untuk dianggarkan.


Demikian kutipan pernyataan Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Flores Timur yang membidangi pendidikan, dikediamaannya pada Jumad, 13 Februari 2015.

     DRS. YOHANES EMI KEYN (Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Pengawas Sekolah Menengah pada Dinas PPOKabupaten Flores Timur)

Kita sambut baik rencana pembentukan Agupena di Kabupaten Flores Timur. Memang persoalan mendasar sekarang adalah, Kompetensi guru dalam menulis sangat kurang. Tetapi jika dengan hadirnya wadah yang bisa menampung karya guru itu sangat baik dan bisa membantu guru – guru untuk termotivasi dalam menulis. Paling kurang nantinya ada pelatihan tentang bagiamana sistematika penulisan. Kita harapkan bahwa pengurus yang terbentuk nanti harus bisa bertanggungjawab untuk bisa membantu guru dalam penulisan karya ilmiah atau penelitian – penelitian yang berbasis tindakan kelas. Untuk sebuah organisasi memang butuh pengorbanan yang tinggi, tidak perlu banyak orang dengan impian yang tinggi tetapi aplikasinya lemah. 2 orang sekalipun dianggap cukup manakalah 2 orang ini memiliki kemampuan dan komitemen yang tinggi untuk menjalankan sebuah organisasi. Setelah memilih pengurus dan selanjutnya menyusun program. Pengurus harus mempunyai target. Misalnya dalam satu tahun guru- guru yang tergabung dalam Agupena Flotim berhasil menghasilkan karya tulis itu ada berapa guru, kemudian berapa karya yang dipublikasikan. Ke depan kita bisa bekerja sama antara Agupena dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kabupaten Flores Timur. Gunakan waktu juga untuk lakukan sosialisasi ke tingkat kecamatan untuk pembentukan Asosiasi ini sehingga lebih banyak guru yang bisa terlibat.

Demikian kutipan pernyataan Ketua PGRI, dan Juga pengawas sekolah menengah pada Dinas PPO  Kabupaten Flores Timur, dikediamaannya  pada Kamis, 19 Februari 2015.

      YAKOB DERE BEOANG, M.FIL ( Ketua AGUPENA – Sikka)
Kita mendukung Pembentukan Agupena di Kabupaten Flores Timur. Kami di Sikka setelah mendapat surat mandat telah melakukan pembentukan pada tanggal 13 Februari 2015, dan saya sendiri secara aklamasi terpilih menjadi Ketua. Kami saat ini masih menanti surat keputusan (SK) dari Provinsi sebelum kemudiaan akan merancang program untuk dilaksanakan dalam satu periode ini. Bagi kami, menulis itu sebuah hal yang sangat mulia, maka pantas guru yang adalah pengemban profesi yang mulia harus bisa menulis. Karya tulis adalah bentuk dari komunikasi kita dengan publik. Dengan menulis kita dikenal oleh banyak orang dan relasi kita menjadi luas. Kita semakin dipermudah dalam banyak urusan. Untuk bisa menulis, maka mulailah peka dengan lingkungan sekitar, rajinlah bertanya, membaca, dan juga berdiskusi.

Demikian kutipan pernyataan Ketua Agupena Kabupaten Sikka. Ia juga sebagai pengawas pada kantor kementriaan Agama Kabupaten Sikka, dikediamaannya di Larantuka pada sabtu, 21, Februari 2015.

  
      BERNADUS TUKAN (TOKOH PENDIDIKAN KABUPATEN FLORES TIMUR)

Menurut Bernad Tukan, Guru itu harus bisa menulis dari dulu. Guru harusnya mampu menunjukan ciri kecendikiawiaan/ keilmuaan. Menulis Membutuhkan sebuah motivasi yang kuat, dan didasari dengan pengetahun atau kompetensi dasar. Banyak yang tidak bisa menulis karena belum ada kesadaran akan pentingnya manfaat dari menulis itu sendiri. Kesulitan dalam menulis ini memang sangat dirasakan oleh guru- guru di daerah dan terkhusu lagi, guru – guru di pelosok –pelosok desa. Olehnya, dengan hadirnya Agupena nantinya bisa menjadi tempat bagi guru – guru untuk mengaktualisasikan kemampuaannya. Hilangkan kepentingan pragmatis kalau ingin menjadi seorang penulis yang baik. Menulis karena kepentingan pragmatis kemudian akan menghasilkan penulis penulis yang plagiator. Bukan penulis kalau ia tidak jujur dalam tulisannya. Penipuan bisa datang dari guru jika saat ini tuntutan profesi menghendaki guru harus menulis, sementara guru saat ini belum siap untuk menghasilkan karya ilmiah.Segala cara bisa dihalalkan demi mengolkan kepentingan pribadinya. Bagi kami, dengan hadirnya media ini, guru harus mampu memperlihatkan kemampuan yang sesungguhnya.Agupena telah memberikan ruang dan peluang untuk guru mulai bergerak dan menulis. Seorang Guru yang bisa menulis wajib memiliki pengetahuan atau wawasan dasar tentang apa yang harus ia tulis. Dan itu sadar atau tidak sadar, guru telah punya, namun belum dimaksimalkan.Sebuah metodologi penulisan yang baik belum dikuasai maka menjadi sangat sulit untuk memulai. Dalam sebuah wadah masing – masing mempunyai talenta, tinggal bagimana kita punya kerelaan untuk saling berbagi dan saling mengisi antara satu dengan yang lain. Sebuah kelompok berjalan bukan karena banyaknya anggota kelompok tetapi sedikit orang tetapi memiliki pengorbanan dan komitmen yang baik.
Bernad Tukan menutup pembicaraannya dengan menyampaikan pesan “Ade masing – masing kita mempunyai masa yang berbeda. Sepuluh dua puluh tahun yang lalu memang menjadi masanya kami, tetapi saat ini raihlah, karena saat ini masanya generasi kamu. Kami dari belakang akan siap membimbing mendorong dan memberikan bantuan manakalah dibutuhkan, dan berhubungan dengan menulis, pintu ini selalu terbuka untuk kita saling berbagi. Saya sejak masih kuliah di Yogyakarta sendiri membiayai kuliah saya dari hasil menulis, setelah selesai kuliah saya menjadi seorang pendidik dan menghasilkanbanyak karya ilmiah dan buku. Pernah di tahun  1994 meraih juara I tingkat nasional dalam lomba menulis waktu itu judul tulisan saya “ Keluarga Sejahtera” , Tahun 1995 Juara II Tingkat Nasional judul tulisan saya “ Bela Negara, Tantangan dan tangungjawab, dan pada tahun 1997 Juara III Nasional dengan judul tulisan saya “Gizi seimbang”, aktif menulis di majalah Educare, menulis buku – buku tentang budaya, saat ini masih aktif di LSM, membawakan pelatihan, menjadi narasumber pada seminar seminar ilmiah, dan untuk tetap menghidupkan minat dan kemampuan saya disamping rumah saya ini ada perpustakaan pribadi saya yang bisa menjadi tempat pembelajaran. Ade kita akan tetap berdiskusi, kita siap untuk membimbing dari proses awal menulis, lanjut ke percetakan dan sampai pada pemasarannya nanti. Saat ini saya juga masih sering menjual buku – buku saya.

(Luar biasa, ungkapan dari seorang penulis akan rencana hadirnya Agupena di Kabupaten Flores Timur, Bernad Tukan menerima kami untuk berdiskusi pada Senin malam 23 Februari 2015 di kediamaannya)

   
      AGUSTINUS KUMANIRENG, S.Pd (Kepala SMA Negeri 1 Larantuka)
Kita memberikan apresiasi atas rencana ini. Kami di SMA Negeri 1 Larantuka juga baru memulai merangsang guru dan juga siswa untuk mencintai dunia menulis. Kami pada awal semester kemarin melaunching sebuah buletin sekolah dengan tema KARISMA, dari hal yang kecil kami coba memberikan ruang sebagai tempat penyaluran kreativitas guru dan siswa melalui tulisannya. Memang persoalan yang sangat mendasar  saat ini adalah terkait kompetensi guru dalam hubungan dengan menulis. Kita harus jujur mengakui bahwa, kompetensi itu masih sangat minim. Oleh karena itu, dengan hadirnya media ini akan sangat membantu guru untuk mulai mencoba menulis dan menghasilkan karya yang bernilai ilmiah. Kami berterimah kasih kepada guru- guru muda yang memiliki semangat untuk memotivasi guru dalam hal menulis. Profisiat, dan kami mendukung. Jika kedepan ada pertemuan atau diskusi sebagai pimpinan di SMA Negeri 1 Larantuka kami terbuka untuk menyiapkan ruangan sebagai bentuk dukungan dan penerimaan kami terhadap wadah ini.

Demikian kutipan pernyataan Kepala SMA Negeri 1 Larantuka diruang kerjanya pada selasa, 10 Februari 2015.

       VELENTINUS OLA BALA, S.Pd (Pengawas Sekolah Menegah pada Dinas PPO Kabupaten Flores Timur)

Ini sebuah langka yang bagus dan harap segera direalisasikan. Apalagi Agupena NTT sudah mempunyai Jurnal sendiri. Dengan itu akan memberikan ruang dan peluang yang semakin terbuka bagi guru- guru di Kabupaten Flores Timur untuk dapat mengelaborasi kompetensi diri dalam hal menulis. Jika ade terima kepercayaan dari Ka Thomas itu(Ketua Agupena NTT) , kita setuju dan siap mendukung.

(Demikian pernyataan Pengawas pada Sekolah Menengah pada Dinas PPO kabupaten Flores Timur, juga mantan kepala SMP Negeri 1 Wulanggitang, via sms pada tanggal 3 Februari 2015)

      GASPAR L. TUKAN, S.Pd (Kasek  SMP Negeri 1 Wulanggitang)

Ini ide yang bagus dan patut diberikan apresiasi atas hadirnya wadah ini dikabupaten Flores Timur. Semoga wadah ini dapat menjadi sarana bagi guru untuk boleh terlibat langsung dalam kegiatan tulis menulis, agar tercipta guru- guru yang profesional dan membantu guru untuk memenuhi syarat – syarat kenaikan pangkat terutamaberkaitan dengan syarat publikasi ilmiah.
(Demikian pernyataan Kasek SMP Negeri 1 Wulanggitang mantan kasek SMP Negeri 2 Wulanggitang, via sms pada tanggal 3 Februari 2015)

ALOYSIUS BEDA SABON, S.Pd (Kasek SMP Negeri Satu Atap Bilal – Adonara)
 
Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas ide ini. Ini akan menjadi babak baru dalam upayan membantu guru untuk bisa termotivasi dan mulai menulis dan menghasilkan karya ilmiah. Memang tidak mudah membangun sebuah oraganisasi. Organisasi yang kuat kokoh didalamnya perlu ada orang yang selalu berkorban, pekerja keras, Jujur, dan memiliki tanggungjawab dan komitemen yang baik. Biasanya semangat itu ada dipermulaan kalau komitemen lemah. Tetapi menurut kami Asosiasi ini harus bisa berdiri tangguh, dan untuk itu bangun komunikasi dengan segenap elemen terkait pra pembentukan dan pasca pembentukan dalam mendukung realisasi program kerja. Kami sangat mendukung langkah ini. Sallam!
(Demikian pernyataan Kasek SMP Negeri Satu Atap Bilal Adonara mantan kasek SMP Negeri Satu Atap Tikatuka –Koli- Adonara via telpon  pada tanggal 4 Februari 2015)

1    MIKHAEL BORO BEBE (Guru Pada SDK Witihama- Penulis Buku” Bau Lolon  Ritus Sentral Adat Budaya Lamaholot” pada Tahun 2012, dan  buku “Panorama Budaya Lamaholot” pada tahun 2014)

Saya sangat senang dan memberikan apresiasi dengan rencana hadirnya Asosiasi ini. Akan sangat membantu guru- guru untuk termotivasi menulis dan meneliti untuk menulis. Tulisan saya di Buku edisi ke dua dengan judul “Panorama Budaya Lamaholot” akan diluncurkan pada tanggal 21 maret yang akan datang ini (Sudah terlaksana) . Kita kedepan mesti ada ruang diskusi dan saling berbagi pengalaman untuk menghidupkan wadah ini.Profisiat dan kami mendukung.

(Demikian pernyataan Guru Pada SDK Witihama- Penulis Buku” Bau Lolon  Ritus Sentral Adat Budaya Lamaholot” pada Tahun 2012, dan  buku “Panorama Budaya Lamaholot” pada tahun 2014, pernyataannya via telpon pada tanggal 3 Februari 2015)

1FANNY J. POYK( Penulis Nasional Anak dari Gerson Poyk)

Dalam Sharingnnya bersama kami , ( Di barada Hotel Asa Larantuka Jumad, 27/2/15 malam)

Ia mengatakan satu hal yang tidak boleh disepelehkan dalam menulis adalah, menulis  harus berdasarkan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Sederhana saja tapi banyak kesalahan di situ misalnya menggunakan huruf akhir   h   , pun, mu, yang, di,  dan lain- lain. Dalam mengedit buku sering kita menemukan kesalahan kesalahan kecil seperti ini.
Kami siap membantu teman – teman di daerah jika membutuhkan pendampingan dan latihan dalam menulis. Kami juga siap membantu dalam hubungan dengan percetakan buku. Kemarin kurang lebih tiga hari kami melatih siswa SMA/ SMK Pesisir di Kabupaten Flores Timur untuk menghasilkan Koran dinding. Berpusat di SMK Sura Dewa, sekian siswa  siswi kita latih jurnalistik dan mereka mampu menghasilkan karyanya. Kita terjunkan langsung di lapangan untuk melakukan wawancara dan membuatnya dalam sebuah berita.
Kesan kami, anak – anak di wilayah Flotim cerdas- cerdas dalam hubungan dengan menulis, semoga terus dipoles dan dibimbing. Tentu gurunya harus memiliki kompetensi yang baik dalam menulis






1





komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon