http://www.weeklyline.net/_Banyak
persoalan yang mengikuti ketika pemerintah pusat menetapkan penerapan
kurikulum 2013 ini. Masalah yang tidak kalah penting adalah mengenai
guru. Semua masih sependapat bahwa kunci keberhasilan pendidikan
terletak pada kualitas guru dan profesionalitasnya. Ibarat, apapun
pintunya, kunci untuk membuka tetap berada di tangan guru.
Nah,
sejak Kamis hingga Sabtu tanggal 14 hingga 16 November 2013 bertempat
di Aula Fortuna Larantuka, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga (PPO)
Kabupaten Flores Timur menggadakan sosialisasi Kurikulum 2013 tingkat
SMP/MTS, SMA/MA dan MA se- Kabupaten Flores Timur.
Kegiatan
Sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 melibatkan kepala sekolah dan
Wakil Kepala bidang Kurikulum tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menegah atas (SMA) serta Sekolah Menegah Kejuruan SMK di
kabupaten Flores Timur. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak
150 orang.
Ketua panitia Drs Yohanes
Beribe dalam laporannya di acara pembukaan, menyampaikan bahwa tujuan
dari kegiatan sosialisasi kurikulum 2013 adalah sebagai langkah awal
mempersiapkan guru terkhusus kepala sekolah dan kaur kurikulum sebagai
manajerial pendidikan di masing – masing satuan pendidikan. Selain itu,
tujuan lain dari kegiatan sosialisasi adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan kepada Kepala sekolah dan kaur kurikulum dalam
menguasai konsep konsep dasar Kurikulum 2013 sehingga mampu
mengaplikasikannya di sekolah setelah pulang dari mengikuti sosialisasi
dan pelatihan.
Kegiatan Sosialisasi
dan pelatihan Kurikulum 2013 dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas
Pemuda dan Olaraga (PPO) Kabupaten Flores Timur Drs. Diston Fernandes.
Dalam Sambutannya, Ia menyampaikan bahwa, untuk Kabupaten Flores Timur
pada juli tahun ajaran depan atau tepatnya di tahun ajaran 2014/ 2015,
kurikulum 2013 sudah bisa diterapkan pada kelas VII (Tujuh) untuk
tingkat SMP dan kelas X (Sepuluh) untuk tingkat SMA.
“Kita
sudah buat telaahan dan kita menemukan bahwa kita memiliki sumber daya
yang cukup siap untuk bisa mengaplikasikan kurikulum 2013. Dalam
aplikasinya nanti akan ada banyak sumber dana yang bisa mendukung. Mulai
dari dana BOS, dana Komite Sekolah, dan juga dana – dana lain yang bisa
membiayainya. Dalam kaitan dengan pengadaan buku, sarana prasarana,
juga peningkatan kualitas guru dengan mengikuti kegiatan dan pelatihan
mendalami kurikulum 2013,” ungkap Diston.
Pemateri
dalam kegiatan ini adalah pengawas sekolah menengah Kabupaten Flores
Timur yang sudah mendapat pelatihan kurikulum 2013 tingkat Nasional,
diantaranya Drs. Sry Mulyani, M.Pd, Drs. Yohanes Beribe, dan Drs. Arnol
Langodai.
Salah satu Peserta
Sosialisasi dan pelatihan Kurukulum 2013 yang juga adalah wakil Kepala
Sekolah SMP Swasta Nyiur Melambai Kecamatan Ile Boleng, Edwar Pope, S.pd
mengatakan bahwa saya secara pribadi sebagai guru merasa bersyukur dan
berterima kasih kepada pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga (PPO)
Kabupaten Flores Timur atas kegiatan yang telah disiapkan.
“Saya sebelum mengikuti sosialisasi dan pelatihan ini, memang ada bayangan tentang kurikulum 2013, tetapi kejelasan berkaitan dengan konsep konsep dasar teori dan bagaimana strategi dalam mengaplikasi kurikulum 2013 saya sendiri masih merasa sedikit bingung dan kabur. Harapan saya dengan menikuti kegiatan ini, pengetahuan saya tentang Kurikulum 2013 bisa saya perdalam dan bisa ada bekal ke sekolah untuk menularkan ke teman – teman guru yang lain sebagai persiapan menyongsong aplikasi Kurikulum 2013 pada tahun ajaran mendatang,” demikian Kata Edwar yang diwawancarai Weeklyline.net setelah kegiatan pada hari pertama.
Di
negara manapun, teknologi sudah menjadi bagian tidak terpisahkan bagi
dunia pendidikan, akan tetapi peran guru di dalam proses pembelajaran
tetaplah menjadi kata kunci sukses pendidikan. Makanya di dalam
penerapan kurikulum 2013 ini pun, dipertanyakan bagaimana penyiapan guru
di dalam menghadapi perubahan kurikulum ini.
Apakah guru sudah siap menghadapi perubahan kurikulum? Jangan sampai kurikulumnya berubah tetapi mindset
guru tidak berubah. Sama saja antara kurikulum yang sebelumnya dengan
kurikulum yang baru. Karena menyangkut perubahan mindset guru, maka
tentunya harus disiapkan secara memadai tentang kesiapan guru ini.
Guru
tidak boleh berubah di dalam fungsinya sebagai transformer ilmu dan
pamong bagi para siswa. Selain itu juga contoh di dalam kehidupan
masyarakat. Sebagai transformer ilmu pengetahuan maka di dalam dirinya
harus ada mindset untuk melakukan yang terbaik bagi profesinya sebagai
guru dan sebagai pamong maka dia akan membimbing ara siswanya di dalam
proses pencarian kebenaran yang berbasis pada ilmu pengetahuan.
Demikian
pula guru adalah contoh bagi para siswa di dalam karakter dan tindakan.
Di dalam konteks Jawa, guru disebut kependekan dari kata digugu lan
ditiru atau yang diikuti kata-katanya dan diikuti tindakannya.
Guru
merupakan Garda Depan bagi proses pembelajaran dan pendidikan. Dialah
yang akan menentukan apakah pendidikan Indonesia berhasil atau tidak.
Sebagai Garda Depan, sesungguhnya para guru telah memperoleh penghargaan
sebagai guru profesional, yaitu guru yang telah memperoleh pengakuan
sebagai pekerja profesional, sebagaimana dokter, ahli teknik, ahli hukum
dan sebagainya.
Sebagai pekerja
profesional yang diakui oleh undang-undang, maka status guru tentu
sangat dihormati. Tidak hanya dari segi pendapatannya, akan tetapi juga
dari sisi penghargaan yang layak. Jika dulu para guru disebut sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa disebabkan oleh kurangnya penghargaan
terhadapnya, maka sekarang tentu tidak bisa lagi disebut dengan sebutan
tersebut.
Kurikulum bagaimanapun
baiknya tentu masih sangat tergantung kepada para guru. Oleh karena itu
perubahan mindset para guru tentu menjadi sangat penting sebagai
prasyarat keberhasilan implementasi kurikulum. Dengan demikian,
keberhasilan penerapan kurikulum 2013 juga sangat tergantung kepada
perubahan mindset para guru di dalam mendidik para siswa.
Kurikulum
sebagai dokumen adalah variabel instrumen keberhasilan pendidikan. Akan
tetapi yang menjadi variabel substansialnya adalah para guru.
Instrumen
musik adalah kumpulan bunyi-bunyian yang akan bisa dinikmati dengan
menyenangkan jika dimainkan oleh para pemain musik profesional. Jadi
pemain musik yang ahlilah yang akan menentukan apakah sebuah sajian
instrumen musik bisa dinikmati atau tidak. Demikian pula guru yang
berkualitas lah yang akan menentukan apakah pendidikan akan bisa menjadi
wahana bagi pengembangan kapasitas manusia atau tidak.
Dengan
demikian, pelatihan yang dikemas untuk mengembangkan profesionalitas
guru adalah jalan terbaik agar kurikulum 2013 akan bisa mengantarkan
anak Indonesia ke Depan lebih baik atau tidak. Jadi, fungsi guru di
dalam diskusi apapun tentang peningkatan pendidikan tetaplah menempati
posisi yang sangat penting.
Tanpa
guru yang baik dan berkualitas rasanya jangan pernah bermimpi bahwa
pendidikan Indonesia akan naik peringkat di dalam ranking kualitas
pendidikan di dunia. Ibarat, apapun pintunya, kunci untuk membuka pintu
itu tetap berada di tangan guru. (Maksimus Masan Kian)
komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon