WEEKLYLINE.NET_Nasabah
Mitra Tiara, semakin resah. Ada resah dan gelisah. Ribuan petani gunda
gulana memikirkan nasib uang mereka yang jelas nasibnya pada LKF Mitra
Tiara. Sebab, 29 Oktober 2013 lalu ribuan nasabah Mitra Tiara penuh
harap, juga cemas ketikamendatangi kantor kas Mitra Tiara di Kota
Larantuka, Kabupaten Flores Timur-NTT.
Ribuan
nasabah berjubel. Antrian panjang mengular. Berdesakan menghampiri meja
kasir untuk berharap agar uangnya di kembalikanatau paling tidak dapat
menarik bunga seperti bulan-bulan sebelumnya.
Alih-alih
menjanjikan pembagian uang dan penarikan bunga, seperti dijanjikan
sejak tanggal 24 Oktober 2014, ternyata pihak Mitra Tiara kembali
mengkibuli nasabah. Pasalnya, bukan uang yang bagikan atau penarikan
bunga tetapi buku yang sudah disetor dikembalikan kepadan nasabah.
Nasabah
kecewa dan pulang dengan tangan hampa. Ada kepasrahan di mata para
nasabah. Banyak yang nggan memberikan komentar. Tertunduk lesuh. Kasihan
memang, banyak nasabah yang datang pulau Lembata, Adonara dan Solor
pulang dengan pedih. Uang tidak bisa dikembalikan. Hanya buku. Tanpa
bunga seperti yang biasa mereka tarik setiap bulan.
Pantuan Weeklyline sejak
pagi, kantor baru dibuka sekitar pkl 07.30 dan nasabah yang telah
menuggu sejak langsung menyerobot masuk ke dalam kantor. Saling dorong
pun tak terlakan. Apalagi buku simpanan sekitar ratusan nasabah yang
jatuh tempo tanggal 1 Oktober hingga tanggal 16 Oktober sudah terkumpul
sebelumnya oleh pihak lembaga.
Para Karyawan
Karyawati yang bekerja pada Mitra Tiara sangat kewalahan dan tidak
bisa berbuat banyak untuk menahan dan menertibkan para nasaabah yang
masuk dengan paksa ke dalam Kantor. Suasana menjadi sangat tegang kala
nasabah tidak mendapatkan Informasi apa-apa dari pihak lembaga.
Sekitar
Pukul 11.00 nasabah terus bertambah, banyak nasabah yang ditemui
mengaku berasal dari pulau Lembata, Adonara, Juga Solor yang baru tiba
menggunakan motor penyeberangan, diperkirakan nasabah yang datang di
Kantor Mitra Tiara saat itu sekitar 7000 orang.
Lembaga
baru memberikan informasi melalui pengeras suara pada Pukul 13.00,
dengan mnyampaikan permohonan maaf karena pembagian dan penarikan bunga
tidak bisa dilakukan hari itu.
“Kami
lembaga memohon maaf atas kondisi yang sementara terjadi dan sebagai
informasi untuk kita semua yang hadir pada hari ini, kami menyampaikan
bahwa untuk pelayanan pengambilan bunga dan juga pengambilan pokok
sesuai yang dijanjikan hari ini, akan dilayani kembali pada bulan
Desember Tahun 2013, ungkap salah seorang Satpam yang belakang diketahi
bernama Okto Selab seraya menjelaskan Manager Mitra Tiara, Nikolaus Ladi
masih berada di Jakarta .
Sontak
suasana menjadi gaduh saat nasabah mendengar informasi yang disampaikan
oleh salah satu satpam tersebut, beberapa nasabah terdengar
mengeluarkan kata kata hujatan kepada kepada pihak lembaga yang selalu
merubah-rubah informasi.
“Macam
apa ini Lembaga hanya janji janji saja, awas eh kalau pada kemudian
harinya kamu tipu kami”, teriak salah seorag Nasabah yang berdiri dekat weeklyline.net, tetapi tidak ingin namanya ditulis.
Dua nasabah yang berhasil diwawancarai oleh Weeklyline Fransiskus
Kwuta (Guru PNS) di Kecamatan Wulanggitang dan Isidorus Ngeo (Guru
Swasta di Salah satu SMK Di Larantuka juga Wiraswasata) dari kecamatan
Larantuka Kota merasa terpukul.
Fransiskus
Kwuta mengungkapkan dirinya sangat terpukul dengan kondisi yang dialami
oleh Mitra Tiara saat ini, sebab simpanan yang Ia miliki di Mitra Tiara
bunga yang diambil belum sampai kembali Uang Pokoknya.
“Uang
simpanan saya hasil Pinjaman di Bank. Jumlah simpanan saya sebesar
Delapan Puluh Juta Rupiah (Rp. 80.000.000). Dengan Kondisi yang terjadi
dengan Mitra Tiara saat ini, dalam pikiran saya tidak lagi memikirkan
bunga uang dari simpanan saya, yang penting saya bisa tarik uang pokok
saya kembali,” ungkap Kwuta.
Dia
mengaku tanggal jatuh tempo pengambilan bunga uangnya pada tanggal 19
Oktober. “Saya sejak tanggal 19 oktober yang lalu sudah datang antri
tapi belum mendapat pelayanan hingga hari ini. Saya berharap kemudian
akan normal dan uang pokok saya bisa saya ambil. Karena kondisi Mitra
Tiara seperti hari ini membuat kondisi perekonomian keluarga sangat
tergangu, karena setipa bulan kami sangat bergantung pada bunga di
Lembaga Mitra Tiara Ini”, ungkap Kwuta.
Sementara
itu, Isidorus Ngeo, nasabah lain mengaku nyaman dan tidak merasa takut
dengan kondisi Mitra. Dalam penuturannya Ngeo menyampaikan bahwa Ia
menjadi nasabah di Mitra Tiara sudah sejak 3 tahun yang lalu.
“Awal
saya masuk, saya investasi uang saya sebesar seratus Juta Rupiah
(Rp.100.000.000), Sekarang sudah mencapai 180 juta. uang yang saya
Investasikan tidak saya dapat dari membuka pinjaman,” ujar Ngeo.
Ngeo
bahkan merasa bersyukur dengan kehadiran Mitra Tiara, karena dirinya
bisa membantu kemnyekolahkan adiknya dan membangun rumah.
“Kalau
mau jujur saya boleh katakan bahwa dengan adannya Mitra Tiara sangat
membantu saya, adik saya 2 orang sekarang sementara kuliah saya biayai
dari bunga uang Di Mitra Tiara, adik saya satu kuliah di Malang dan yang
satu kuliah di Undana Kupang, selain itu bunga uang di Mitra juga
sangat membantu dalam membangun, rumah saya,” ungkap Ngeo.
Ditempat
terpisah, Menteri Koperasi Syarifudin Hassan,di Jakarta Convention
Centre, 29 Oktober 2013, meminta agar masyarakat jangan terlalu percaya
bisnis rate saat itu ini.
Kenyataan
menunjukkan, LKF Mitra Tiara bukan lembaga keuangan di bawah Kementrian
Keuangan. Ketaklogisan ini kemudian ingin diimbangi dengan menyebar
berita tentang adanya lembaga asing sebagai pendonornya. Tetapi apakah
lembaga itu begitu minim pengetahuannya sehingga yang ingin dibuat atau
menggelontorkan uang tanpa ada analisis yang lebih tajam?
Skenario
lain pun dihadirkan sebagai alternatif dengan menghadirkan dirinya
sebagai koperasi. Nyatanya, lembaga itu tidak berada di bawah Kementrian
Koperasi dan UKMK dan bergabung dengan 192.450 koperasi yang sudah ada.
Kalau
pun Mitra Tiara berada di bawah Kementrian Koperasi dan UKMK, maka
penegasan Menteri Koperasi dan UKM, Syarifudin Hassan merupakan harga
mati. Saat pamteran Gelar Karya Pemberdayaan masyarakat (GKPM) di Hall B
Jakarta Convention Centre, Kamis 29 Juni 2012, ia meminta: “Tolong
disampaikan kepada masyarakat kalau ada lembaga koperasi apa pun
menjanjikan returnnya (pengembalian modal) di atas BI rate, itu pasti
penipuan”. demikian Hassan. (Maksimus Masan Kian)
baca juga di sini http://www.weeklyline.net/
komentar itu penting
sebab itu katakan apa yang ingin adan katakan
katakan yang baik atau buruk
asal jangan berkata tentang SARAH dan menyinggung orang lain
EmoticonEmoticon